Jumat, 04 Maret 2011

Inidia Musuh Utama Presiden SBY

Melihat keadaan bangsa kita tercinta, kita menjadi sedih. Bukan hanya nasib bangsanya saja, tapi pemimpin pun sering menjadi bulan-bulanan media massa.

Ya, Presiden terpilih Pemilu 2004 dan 2009, Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih beken disebut SBY hampir tiap hari mendapat berbagai kritikan.

Kritik itu entah dari tokoh politik, tokoh agama, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), mahasiswa, pengamat, hingga masyarakat umum. Bahkan, belakangan ini bukan hanya kritik, tapi tantangan keras dari organisasi massa radikal, semacam Forum Umat Islam maupun Front Pembela Islam.

Tema kritik beragam macamnya, seperti terkait dengan pemberantasan korupsi yang belum menunjukkan perubahan yang signifikan, praktek mafia hukum yang masih merajalela, serta tindakan anarki atau main hakim sendiri.

Belum lagi sejumlah persoalan menahun lainnya seperti masalah gizi buruk, penggangguran, buruh migrant, buta huruf, kemiskinan, dan masih banyak yang lainnya.

Kalau kita mau jujur dan fair, sejumlah persoalan yang melilit bangsa ini sebetulnya bukan hanya menjadi bagian dari dan bukti kegagalan SBY semata, tetapi juga merupakan bentuk kegagalan berbagai institusi dan lembaga politik lain yang menyertai dan menopangnya, seperti partai politik yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) partai koalisi pemerintah. Andil orang-orang sekeliling tersebut bisa berupa “lemahnya loyalitas” partai-partai koalisi.

Bila kita bicara pada tataran 'seharusnya', orang-orang dan partai politik yang tergabung dalam koalisi pemerintah mestinya solid dan loyal kepada SBY. Hanya saja, alih-alih membuat SBY tenang dan nyaman, malahan orang-orang dan partai politik pendukung pemerintah ini justru menjadi pengganggu utama SBY.

Lihat saja manuver Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam kasus Bank Century dan usulan hak angket masalah perpajakan. Mereka itulah yang justru berseberangan dengan pemerintah.

SBY sudah menyatakan ketidaknyamanannya dengan kondisi ini. Presiden kita ini sering kecewa karena terjadi ketimpangan antara keputusan yang diambil dalam lingkaran koalisi dengan kenyataan politik di media dan parlemen. Problem ini diperparah oleh adanya kubu-kubuan atau pengkutuban dalam tubuh partai-partai koalisi.

Dengan alur penjelasan di atas, “lawan atau musuh” SBY bukan partai-partai oposisi atau tokoh-tokoh agama, aktivis LSM, mahasiswa, pengamat, dan masyarakat umum yang sering mengkritiknya. Musuh riil presiden justru orang-orang dalam partai yang mengaku mendukungnya tetapi malah membangkang, seperti Golkar dan PKS. Bukan begitu?

0 komentar:

Posting Komentar

Contact